Thursday, May 14, 2020

Jamur Enokitake: Jamur Jepang yang Mudah Dibudidayakan


JAMUR ENOKITAKE
(Flamulina velutipes)




Pengenalan Jamur Enokitake
            Jamur enokitake yang memiliki nama latin Flamulina velutipes merupakan jamur edible yang memiliki tubuh buah yang berbentuk panjang seperti tauge jika dibudidayakan. Jamur enokitake ini biasa disebut sebagi jamur tauge karena bentuknya yang panjang menyerupai tauge dan jamur musim dingin karena jamur enokitake mampu tumbuh pada suhu yang rendah dan bahkan jamur ini juga dapat tumbuh dibawah salju (Wijaya, 2016). Jamur enokitake ini tidak hanya nikmat dikonsumsi saja, tetapi jamur ini memiliki kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sharma et al (2009) jamur enokitako mengandung protein sebesar 31,2%, lemak 5,8%, serat 3,3% dan abu sebesar 7,6%. Selain memiliki kandungan gizi yang tinggi jamur enokitako juga dapat dijadikan sebagai antioksidan alami, antibakteri, anti kanker dan jantung koroner, serta dapat meningkatkan trombosit.

Media Tanam
            Jamur enokitake biasanya tumbuh pada permukaan batang pohon celtis sintesis yang sudah lapuk dan dalam bahasa jepang disebut enoki, sehingga jamur ini dinamakan jamur enokitake, selain itu jamur enokitake juga dapat tumbuh pada batang pohon berdaun lebar yang sudah lapuk seperti bebesaran dan kesemek. Jamur enokitake dapat tumbuh dengan baik pada media yang memiliki kebutuhan nutrisi yang baik untuk pertumuhan jamur enokitake misalnya yaitu biji-bijian seperti biji jagung, biji milet, dan sorgum (Marzuki, Tatang, dan Joko, 2016). selain itu juga dapat berupa media yang berasal dari jerami gandum, limbah kapas, tongkol jagung, serbuk gergaji, kulit kacang tanah, ampas tebu, dan lainnya. media tanam yang digunaan dalam budidaya jamur enokitake biasanya terdiri dari campuran dari serbuk gergaji kayu, bekatul, kapur dan jerami.

Lingkungan Tumbuh
            Jamur Enokitake merupakan jamur musim dingin karena dapat tumbuh pada suhu yang rendah. Jamur enokitake ini dapat tumbuh optimum ketika berada pada lingkungan yang sesuai. Adapun faktor-fator lingkungan yang dapat memepengaruhi pertumbuhan jamur enokitake yaitu:
-          suhu.
suhu erupakan slah satu faktor penting dalam pertumbuhan misselium dan pembentukan tubuh buah dari jamur enokitake. suhu optimal untuk pertumbuhan miselium jamur enoitake  adalah antara 22 dan 26oC, sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buah jamur, suhu yang optimal yaitu 10-15oC (Harith, 2014)
-          kelembapan
kelembapan yang tinggi akan membuat pertumbuhan jamur semakin optimal. kelembapan yang dibutuhkan jamur enokitake untuk pertumbuhan yang optimum adalah 90-95% (Kinugawa, 1993)
-          cahaya
pertumbuhan jamur dapat optimum ketika lingkungan dalam keadaan yang minim cahaya. Jamur enokitake dapat tumbuh dengan baik dalam keadaan yang sangat minim cahaya (Harith, 2014)
-          Ph
Ph optimum yang bai untu pertumbuhan jamur enokitake yaitu pH netral atau sedikit  asam yaitu sekitar Ph 6-7 (Kinugawa, 1993)

Pembibitan Jamur
            untuk mendapatkan jamur enokitake yang berkualitas maka bibit jamur yang digunakan juga harus memilki kualitas yang baik. proses pembibitan jamur dilakukan di ruangan yang bersih dan steril. Tidak hanya ruangan yang steril, media serta peralatan yang digunakan dalam pembibitan juga harus steril agar jamur yang akan dibudidayakan tidak terkontaminasi (stamets, 2000). Media yang digunakan dalam pembibitan juga harus memenuhi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan miselia jamur. media yang digunakan untuk pembibitan F0 dapat berupa PDA, dimana bibit f0 ini berasal dari indukan jamur yang berkualitas, sehat dan tidak terinfeksi oleh pathogen. media yang digunakan dalam bibit f1 dapat berupa biji-bijian yang mana bibit f1 ini merupaan perbanyakan dari f0. media yang digunakan dalam pembibitan f2 dapat berupa campuran dari gergaji kayu, bekatul, kapur dan jerami. pemindahaan bibit jamur pada media tanam harus dilakukan dengan kondisi yang steril agar jamur yang tumbuh bukan jamur selain jamur enokitake.

Teknik Budidaya Jamur


             Budidaya jamur enokitake (Flamulina velutipes) dimulai pada abad ke-8 di Cina dimana awal pembudidayaan jamur enokitake dilakukan dengan menggunakan kayu gelondongan. Pada tahun 1928 penggunaan media serbuk kayu dan bekatul di Jepang sudah mulai digunakan untuk budidaya jamur enokitake.
            Teknik budidaya jamur enokitake dapat menggunakan teknik Bottle Cultivation. Teknik bottle cultivation dalam budidaya jamur enokitake dapat dilakukan dengan persiapan media tanam, inokulasi yaitu penanaman bibit jamur pada media tanam, inkubasi yaitu menyimpan botol yang telah diisi bibit pada kondisi tertentu agar miselium jamur tumbuh, pemindahan botol ke ruang produksi, perawatan dan pemeliharaan yaitu menjaga agar suhu dan kelembaban ruang penumbuhan tetap sesuai untuk perkembangan badan buah sehingga produksi jamur tinggi, pemanenan, pengosongan yaitu menghilangkan media yang telah diguanan serta pencucian botol (Kwon, 2004). 

Panen dan Pasca Panen

 
            
            Pemanenan jamur enokitake dapat dialakukan jika umur jamur sudah mencapai 30 hari (Aditya dan Araswati, 2011). pemanenan jamur enokitake dapat dilakukan dengan menggunakan alat seperti pisau ataupun gunting. Dalam pemanenan jamur enokitake baik dilakukan ketika sore hari untuk menjaga kesegaran dari jamur tersebut.
            kegiatan pasca panen dapat dilakukan dengan sortasi dan grading, penimbangan, pengemasan, pelabelan dan penyimpanan. Untuk pengemasan jamur enokitake dapat dikemas dengan menggunakan plastic dan diberi label serta disimpan dalam kulkas bagian yang terdingin. Selain dapat disimpan dalam kondisi segar, jamur enokitake juga dapat  diolah menjadi berbagai macam snack seperti jamur enoki crispy.

                                                                     REFERENSI
Aditya, Rial Dan Desi Saraswati. 2011. 10 Jurus Sukses Beragribisnis Jamur. Jakarta : Penebar Swadaya
Harith, N. B. 2014. Cultivation Of Flammulina Velutipes (Golden Needle Mushroom/Enokitake) On Various Agroresidues. Institute Of Biological Sciences. Faculty Of Science. University Of Malaysia. Kuala Lumpur
Kinugawa, K. (1993). Physiology And The Breeding Of Flammulina Velutipes. In: Chang, S.T., Buswell, J.A. & Miles, P.G. (Eds) Genetics And Breeding Of Edible Mushrooms. Gordon And Breach, Y-Parc, Switzerland, 87-109.
Kwon, Hyunjong. 2004. Mushroom Growers Handbook 1: Oyster Mushroom Cultivation. South Korean: Mushworld
Marzuki, B. M., Tatang, S. E., Dan Joko, K. 2016. Pengaruh Penambahan Berbagai Takaran Ampas Tahu Pada Media Bibit Induk Jagung Terhadap Pertumbuhan Miselium Dan Bobot Bibit Induk Jamur Enoki (Flammulina Velutipes (Curt.: Fries) Singer). Seminar Nasional Dan Saintek. ISSN: 2557-533X
Sharma, V.P.; Kumar, S. Tewari, R.P. 2009. Flammulina Velutipes, The Culinary Medicinal Winter Mushroom. New Delhi: Yugantar Prakashan
Stamets, P. (2000). Growing Gourmet And Medicinal Mushrooms. Ten Speed Press, Berkeley
Wijaya, I. K. A. 2016. Kajian Tentang Organism Pengganggu Tanaman Pada Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus Estreatus) Di Desa Tunjuk, Kabupeten Tebaban. Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanaian. Universitas Udayana. Denpasar, Bali.

Jamur Enokitake: Jamur Jepang yang Mudah Dibudidayakan

JAMUR ENOKITAKE ( Flamulina velutipes) Pengenalan Jamur Enokitake             Jamur enokitake yang memiliki nama latin Flam...