JAMUR
ENOKITAKE
(Flamulina velutipes)
Pengenalan Jamur Enokitake
Jamur
enokitake yang memiliki nama latin Flamulina
velutipes merupakan jamur edible yang memiliki tubuh buah yang berbentuk
panjang seperti tauge jika dibudidayakan. Jamur enokitake ini biasa disebut
sebagi jamur tauge karena bentuknya yang panjang menyerupai tauge dan jamur
musim dingin karena jamur enokitake mampu tumbuh pada suhu yang rendah dan bahkan
jamur ini juga dapat tumbuh dibawah salju (Wijaya, 2016). Jamur enokitake ini
tidak hanya nikmat dikonsumsi saja, tetapi jamur ini memiliki kandungan gizi
yang tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sharma et al (2009)
jamur enokitako mengandung protein sebesar 31,2%, lemak 5,8%, serat 3,3% dan
abu sebesar 7,6%. Selain memiliki kandungan gizi yang tinggi jamur enokitako
juga dapat dijadikan sebagai antioksidan alami, antibakteri, anti kanker dan
jantung koroner, serta dapat meningkatkan trombosit.
Media Tanam
Media Tanam
Jamur
enokitake biasanya tumbuh pada permukaan batang pohon celtis sintesis yang
sudah lapuk dan dalam bahasa jepang disebut enoki, sehingga jamur ini dinamakan
jamur enokitake, selain itu jamur enokitake juga dapat tumbuh pada batang pohon
berdaun lebar yang sudah lapuk seperti bebesaran dan kesemek. Jamur enokitake
dapat tumbuh dengan baik pada media yang memiliki kebutuhan nutrisi yang baik
untuk pertumuhan jamur enokitake misalnya yaitu biji-bijian seperti biji
jagung, biji milet, dan sorgum (Marzuki, Tatang, dan Joko, 2016). selain itu
juga dapat berupa media yang berasal dari jerami gandum, limbah kapas, tongkol
jagung, serbuk gergaji, kulit kacang tanah, ampas tebu, dan lainnya. media tanam yang digunaan dalam budidaya jamur enokitake biasanya
terdiri dari campuran dari serbuk gergaji kayu, bekatul, kapur dan jerami.
Lingkungan Tumbuh
Lingkungan Tumbuh
Jamur
Enokitake merupakan jamur musim dingin karena dapat tumbuh pada suhu yang
rendah. Jamur enokitake ini dapat tumbuh optimum ketika berada pada lingkungan
yang sesuai. Adapun faktor-fator lingkungan yang dapat memepengaruhi
pertumbuhan jamur enokitake yaitu:
- suhu.
suhu erupakan slah satu faktor penting dalam pertumbuhan misselium dan pembentukan tubuh buah dari jamur enokitake. suhu optimal untuk pertumbuhan miselium jamur enoitake adalah antara 22 dan 26oC, sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buah jamur, suhu yang optimal yaitu 10-15oC (Harith, 2014)
- kelembapan
kelembapan yang tinggi akan membuat pertumbuhan jamur semakin optimal. kelembapan yang dibutuhkan jamur enokitake untuk pertumbuhan yang optimum adalah 90-95% (Kinugawa, 1993)
- cahaya
pertumbuhan jamur dapat optimum ketika lingkungan dalam keadaan yang minim cahaya. Jamur enokitake dapat tumbuh dengan baik dalam keadaan yang sangat minim cahaya (Harith, 2014)
- Ph
Ph optimum yang bai untu pertumbuhan jamur enokitake yaitu pH netral atau sedikit asam yaitu sekitar Ph 6-7 (Kinugawa, 1993)
Pembibitan Jamur
- suhu.
suhu erupakan slah satu faktor penting dalam pertumbuhan misselium dan pembentukan tubuh buah dari jamur enokitake. suhu optimal untuk pertumbuhan miselium jamur enoitake adalah antara 22 dan 26oC, sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buah jamur, suhu yang optimal yaitu 10-15oC (Harith, 2014)
- kelembapan
kelembapan yang tinggi akan membuat pertumbuhan jamur semakin optimal. kelembapan yang dibutuhkan jamur enokitake untuk pertumbuhan yang optimum adalah 90-95% (Kinugawa, 1993)
- cahaya
pertumbuhan jamur dapat optimum ketika lingkungan dalam keadaan yang minim cahaya. Jamur enokitake dapat tumbuh dengan baik dalam keadaan yang sangat minim cahaya (Harith, 2014)
- Ph
Ph optimum yang bai untu pertumbuhan jamur enokitake yaitu pH netral atau sedikit asam yaitu sekitar Ph 6-7 (Kinugawa, 1993)
Pembibitan Jamur
untuk
mendapatkan jamur enokitake yang berkualitas maka bibit jamur yang digunakan
juga harus memilki kualitas yang baik. proses pembibitan jamur dilakukan di
ruangan yang bersih dan steril. Tidak hanya ruangan yang steril, media serta
peralatan yang digunakan dalam pembibitan juga harus steril agar jamur yang
akan dibudidayakan tidak terkontaminasi (stamets, 2000). Media yang digunakan
dalam pembibitan juga harus memenuhi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan miselia
jamur. media yang digunakan untuk pembibitan F0 dapat berupa PDA, dimana bibit
f0 ini berasal dari indukan jamur yang berkualitas, sehat dan tidak terinfeksi
oleh pathogen. media yang digunakan dalam bibit f1 dapat berupa biji-bijian
yang mana bibit f1 ini merupaan perbanyakan dari f0. media yang digunakan dalam
pembibitan f2 dapat berupa campuran dari gergaji kayu, bekatul, kapur dan
jerami. pemindahaan bibit jamur pada media tanam harus dilakukan dengan kondisi
yang steril agar jamur yang tumbuh bukan jamur selain jamur enokitake.
Teknik Budidaya Jamur
Teknik Budidaya Jamur
Budidaya jamur enokitake (Flamulina velutipes) dimulai pada abad ke-8 di Cina dimana awal
pembudidayaan jamur enokitake dilakukan dengan menggunakan kayu gelondongan. Pada
tahun 1928 penggunaan media serbuk kayu dan bekatul di Jepang sudah mulai
digunakan untuk budidaya jamur enokitake.
Teknik
budidaya jamur enokitake dapat menggunakan teknik Bottle Cultivation. Teknik bottle
cultivation dalam budidaya jamur enokitake dapat dilakukan dengan persiapan
media tanam, inokulasi yaitu penanaman bibit jamur pada media tanam, inkubasi
yaitu menyimpan botol yang telah diisi bibit pada kondisi tertentu
agar miselium jamur tumbuh, pemindahan botol ke ruang produksi, perawatan dan
pemeliharaan yaitu menjaga agar suhu dan kelembaban ruang penumbuhan tetap
sesuai untuk perkembangan badan buah sehingga produksi jamur tinggi, pemanenan,
pengosongan yaitu menghilangkan media yang telah diguanan serta pencucian botol
(Kwon, 2004).
Panen dan Pasca Panen
Panen dan Pasca Panen
Pemanenan jamur enokitake dapat dialakukan jika umur jamur sudah mencapai 30 hari (Aditya dan Araswati, 2011). pemanenan jamur enokitake dapat dilakukan dengan menggunakan alat seperti pisau ataupun gunting. Dalam pemanenan jamur enokitake baik dilakukan ketika sore hari untuk menjaga kesegaran dari jamur tersebut.
kegiatan
pasca panen dapat dilakukan dengan sortasi dan grading, penimbangan, pengemasan,
pelabelan dan penyimpanan. Untuk pengemasan jamur enokitake dapat dikemas
dengan menggunakan plastic dan diberi label serta disimpan dalam kulkas bagian
yang terdingin. Selain dapat disimpan dalam kondisi segar, jamur enokitake juga
dapat diolah menjadi berbagai macam snack
seperti jamur enoki crispy.
REFERENSI
REFERENSI
Aditya,
Rial Dan Desi Saraswati. 2011. 10 Jurus
Sukses Beragribisnis Jamur. Jakarta : Penebar Swadaya
Harith, N. B. 2014. Cultivation Of Flammulina Velutipes (Golden Needle Mushroom/Enokitake) On
Various Agroresidues. Institute
Of Biological Sciences. Faculty Of Science. University Of Malaysia. Kuala
Lumpur
Kinugawa,
K. (1993). Physiology And The Breeding Of Flammulina Velutipes. In: Chang,
S.T., Buswell, J.A. & Miles, P.G. (Eds) Genetics And Breeding Of Edible
Mushrooms. Gordon And Breach, Y-Parc, Switzerland, 87-109.
Kwon,
Hyunjong. 2004. Mushroom Growers Handbook
1: Oyster Mushroom Cultivation. South Korean: Mushworld
Marzuki,
B. M., Tatang, S. E., Dan Joko, K. 2016. Pengaruh
Penambahan Berbagai Takaran Ampas Tahu Pada Media Bibit Induk Jagung Terhadap
Pertumbuhan Miselium Dan Bobot Bibit Induk Jamur Enoki (Flammulina Velutipes (Curt.:
Fries) Singer). Seminar Nasional Dan Saintek. ISSN: 2557-533X
Sharma,
V.P.; Kumar, S. Tewari, R.P. 2009. Flammulina Velutipes, The Culinary
Medicinal Winter Mushroom. New Delhi: Yugantar Prakashan
Stamets,
P. (2000). Growing Gourmet And Medicinal Mushrooms. Ten Speed Press, Berkeley
Wijaya,
I. K. A. 2016. Kajian Tentang Organism
Pengganggu Tanaman Pada Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus Estreatus) Di Desa
Tunjuk, Kabupeten Tebaban. Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanaian.
Universitas Udayana. Denpasar, Bali.